Cara mewujudkan Good Governance

Good Government Governance (GGG) sampai detik ini masih belum memperlihatkan tanda-tanda akan terwujud sampai dengan lima-enam tahun mendatang. Hal ini ditengarai dengan tidak adanya ketaatan dan kepatuhan terhadap hukum yang secara nyata telah diputarbalikkan dengan mudah. Hanya saja untuk saat ini, upaya perwujudannya didukung oleh political will dari pemerintah itu sendiri. Dalam hal ini adanya perwujudan good local governance misalnya.

Pelayanan Publik menjadi titik strategis untuk membangun praktik Good Governance

Mengapa dikatakan demikian? Perlu kita ketahui bersama bahwa, proses pelayanan publik berperan penting sebagai pintu masuk dalam mewujudkan good governance. Hal ini dikarenakan, baik atau tidaknya sebuah pelayanan, memuaskan atau tidaknya suatu pelayanan bagi masyarakat adalah merupakan cerminan ada atau tidaknya good governance di dalam lembaga pelayanan tersebut. Sebagaimana dikutip dari Jurnal Analisis Administrasi dan Kebijakan Alwi Hashim Batubara (mengutip pendapat Dwiyanto (2005)), ada beberapa pertimbangan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis untuk memulai pengembangan good governance di Indonesia, antara lain :

• Dengan pelayanan publik nilai-nilai yang mencirikan good governance dapat dilakukan secara lebih mudah dan nyata oleh birokrasi pemerintah. Nilai-nilai yang mencirikan praktik good governance seperti efisiensi, transparansi, akuntabilitas dan partisipasi dapat diterjemahkan secara relatif mudah dalam penyelenggaraan pelayanan publik daripada melembagakan nilai-nilai tersebut dalam keseluruhan aspek kegiatan pemerintahan.

INTERMEZZO...

Tatkala Temperatur Terik Terbakar Terus,

Tukang Tempe Tetap Tabah, “Tempe-tempe” , Teriaknya.

Ternyata Teriakan Tukang Tempe Tadi Terdengar Tukang Tahu, Terpaksa

Teriakannya Tambah Tinggi, “Tahu…Tahu. ..Tahu… !” “Tempenya

Terbaik, Tempenya Terenak, Tempenya Terkenal!!”, Timpal Tukang

Tempe .

TRANSFORMASI SOSIAL EKONOMI NEGARA TAIWAN

Challenge 2008 : THE NATIONAL DEVELOPMENT PLAN

—  Cultivating talent for the e-generation

—  Developing the cultural creativity industry

—  Developing and international base for R & D and innovation

—  Increasing value-added production

—  Doubling the number of tourists visiting Taiwan

—  Developing “Digital Taiwan” or e-Taiwan

—  Developing Taiwan as an Operations Headquarters

—  Improving the transportation Infrastructure

—  Conservating water resources and the ecology

—  Building new hometown communities

E-GOVERNMENT PROGRAMME

q Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi

q Mereformasi prosedur layanan umum dan bisnis

q Memungkinkan agensi pemerintah, dunia bisnis, dan masyarakat umum

Mengenal Lebih Jauh dan Mendalam Lembaga Pemasyarakatan

Lembaga Pemasyarakatan atau yang sering disebut Lapas, apakah banyak dari masyarakat awam yang mengetahuinya?

Saya rasa tidak banyak orang yang mengetahui dan mengenal nama itu. Mungkin orang akan lebih mengenal sosok PENJARA, daripada LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS). Sepintas saya akan bercerita sebuah pengalaman yang pernah seorang teman saya alami.

Teman saya ini salah seorang petugas pemasyarakatan di Lapas Purwokerto. Suatu hari dia pernah ditanya seseorang di jalan sewaktu pulang dari tempat kerja. Mungkin karena pakaian atau seragam yang dia pakai kurang familiar, sehingga orang itu bertanya, "kerja dimana Pak?"

Teman saya pun menjawab, "kerja di Lapas Purwokerto Pak."

Mendengar jawaban dari teman saya, orang yang bertanya itu pun terlihat bingung dan tidak mengerti. Melihat hal tersebut, teman saya pun menambahkan jawabannya, "itu lho Pak, di penjara deket alun-alun Purwokerto."